Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu desa adat tertua di Bali yang terletak di kawasan Karangasem, Bali Timur. Desa ini dikenal sebagai rumah bagi masyarakat Bali Aga, penduduk asli pulau Bali yang masih memegang teguh adat dan tradisi kuno sebelum masuknya pengaruh kerajaan Majapahit. Selain keunikan budaya dan arsitektur tradisionalnya, kawasan di sekitar Desa Tenganan juga memiliki banyak destinasi wisata menarik yang searah dan layak dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mengeksplor sisi autentik Bali.
Sebelum memasuki Desa Tenganan, wisatawan biasanya singgah di Pantai Candidasa, yang hanya berjarak sekitar 10 menit perjalanan. Pantai ini menawarkan suasana tenang dengan hamparan pasir putih keabu-abuan dan laut biru yang jernih. Di sepanjang pantai terdapat banyak penginapan, restoran, dan tempat bersantai yang cocok untuk menikmati keindahan matahari terbenam. Candidasa juga menjadi pintu gerbang wisata Bali Timur yang terkenal dengan keasriannya.
Dari Candidasa menuju Tenganan, Anda juga dapat berhenti sejenak di Goa Lawah Temple, sebuah pura yang sangat terkenal dengan ribuan kelelawar yang bergelantungan di langit-langit goa. Pura ini dipercaya memiliki hubungan spiritual dengan Pura Besakih di lereng Gunung Agung. Goa Lawah menjadi tempat sembahyang penting bagi umat Hindu Bali sekaligus destinasi wisata religi yang unik karena memadukan keindahan alam dan nilai spiritual.
Perjalanan kemudian dapat dilanjutkan ke Tirta Gangga, taman air peninggalan kerajaan Karangasem yang kini menjadi ikon wisata Bali Timur. Dikelilingi kolam air jernih, patung-patung dewa, dan taman bunga yang indah, Tirta Gangga memberikan suasana tenang dan menawan. Wisatawan dapat berjalan di atas pijakan batu di tengah kolam sambil menikmati pemandangan Gunung Agung di kejauhan. Tempat ini juga cocok untuk berfoto karena arsitekturnya yang simetris dan bernuansa kerajaan.
Tidak jauh dari Tirta Gangga, terdapat Taman Ujung Soekasada, kompleks taman megah yang dibangun oleh Raja Karangasem pada awal abad ke-20. Taman ini menggabungkan unsur arsitektur Bali dan Eropa, dengan jembatan elegan, kolam besar, serta paviliun yang menghadap ke laut. Keindahan pemandangan laut biru dan pegunungan di kejauhan menjadikannya lokasi populer untuk fotografi maupun sesi prewedding.
Bagi pecinta alam, Bukit Asah Bugbug juga dapat menjadi pemberhentian menarik. Dari puncaknya, wisatawan dapat menikmati panorama laut lepas dan Teluk Virgin Beach yang memukau. Tempat ini populer sebagai lokasi camping dengan pemandangan sunrise yang luar biasa indah.
Setelah menikmati berbagai tempat wisata tersebut, perjalanan akhirnya tiba di Desa Tenganan Pegringsingan. Di sini, pengunjung akan disambut oleh suasana tradisional yang kental: rumah-rumah batu berderet rapi, kain tenun Gringsing yang dibuat dengan teknik ganda (double ikat), serta berbagai upacara adat yang masih dilestarikan secara turun-temurun. Mengunjungi Tenganan bukan sekadar melihat tempat wisata, tetapi juga menyaksikan kehidupan masyarakat yang menjaga harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Dengan rute wisata yang beragam dan searah, perjalanan menuju Desa Tenganan Pegringsingan bukan hanya sekadar perjalanan menuju destinasi budaya, melainkan juga pengalaman penuh makna yang menggabungkan alam, sejarah, dan tradisi Bali yang sesungguhnya.
Baca Juga: Makanan Tradisional Bali
